Chibi Captain America

Sabtu, 02 September 2017

Dongeng sebelum tidur

TERSERAH ATAU TERPAKSA?

Malam berganti siang tapi langit masih yang sama hanya saja beberapa ornamen disana sudah berganti seperti bulan yang sudah digantikan matahari misalnya, begitupun aku usia terus bertambah namun raga masih yang dulu, tapi beberapa peristiwa akan membedakan rasanya dulu dengan sekarang. Seberapa pun kuat kamu mengingat percayalah tidak semua ingatanmu akan mewakili kenanganmu, juga seberapa pun sering aku menulis aku percaya tulisanku tidak sepenuhnya bernyawa, karena tetap saja yang penuh kuasa adalah sang waktu yang tidak bisa aku atur kebaikannya karena kadang kenangan indah dengan mudahnya ia telan dan hilang.

Masa depan, begitulah biasa aku menyebutnya yaitu masa dimana sekarang aku duduk menghadap laptop dan mulai menulis beberapa hal yang kebetulan sedang memenuhi sudut otakku dan rasanya itu sesak sepertinya otakku menyempit dan aku tidak mau pikiranku pun menjadi sempit nantinya, disisi lain aku juga tidak mau otakku menjadi kosong, oleh karena itulah aku menulis inilah cara yang sangat ampuh untuk membuat ruang di otak, setidaknya dengan menulis tidak semua akan hilang sesekali aku bisa berbalik dan mengingat kembali semuanya dengan membaca.

Hari ini datang dengan segala kejutannya yang tidak pernah sekalipun gagal membuatku ingin tahu, semua yang di bawa hari selalu saja membuatku penasaran walaupun itu hanya tetesan kecil air yang jatuh tapi pertanyaan selalu muncul "kenapa air sekecil itu bisa membuat basah?" dan jawaban pun selalu beriringan "karena yang kecil tidak selalu mengalah". Dan hari ini pun di masa depan aku tidak pernah berhenti untuk ingin tahu karena terkadang sebuah jawaban menginginkan jemputan dan sambutan. Aku sedang dalam kebingungan yang sangat hebat aku butuh pencerahan aku sedang butuh ombak untuk menyapu pasir. Biar aku perjelas, waktu itu di dalam ruangan sempit beberapa orang yang aku kenal sedang dalam diskusi sedikit perdebatan sepertinya, tanpa aku sadari ternyata aku adalah salah satu anggota dari mereka yang berdebat untuk mencari solusi tentunya, satu orang memberikan solusi dengan kata yang jelas tujuan disampaikan, orang kedua pun menyampaikan solusi nya kemudian kita semua menganggukan kepala tanda setuju, tapi ada satu orang yang entah apa yang terjadi dengannya karena yang terucap hanya kata "terserah" yang lambat laun menyulut kemarahan anggota lain dan dia sendiri bahkan aku juga rasanya hanyut kedalam arus marah sang waktu.

Diruangan yang biasa aku sebut kamar ini aku terus memikirkan kenapa langit mendung, apakah langit sedang bersedih? kenapa tidak berterus terang saja kalo memang sedih, turunkanlah hujan sebanyak yang langit inginkan tapi jangan menjadi Bah, dan kenapa Matahari pulang padahal dia masih dirindukan? jawabannya adalah karena Bulan sudah menanti giliran. Lalu siapa yang mengatur ini semua? tentu saja Tuhan, karena Tuhan sudah tahu semua yang direncanakanNya adalah baik. Namun apakah kata "terserah" juga mengandung rencana si empu nya? ataukah orang itu hanya berlindung dibalik kata itu karena tidak ada lagi kata di dalam otak nya? atau sudah tidak punya ide lagi yang artinya dia setuju karena Terpaksa, perlukah aku menyarankan "banyaklah membaca supaya kosa katamu bertambah dan berkualitas". Sepertinya memang beberapa orang tidak ingin untuk dipahami dan aku tidak seharusnya memaksa untuk paham segalanya.

Masa lalu dan masa depan adalah beriringan seperti pertanyaan dan jawaban semuanya bersama kamu tidak perlu memaksa ingin tahu karena jawaban yang kamu tunggu akan datang saat kamu perlu. Dan peristiwa "Terserah" ini lah yang akan menjadi pembeda antara sekarang dan sekarang yang akan datang, tidak perlu dilupakan atau diingat cukup menulis saja dan saat kamu membaca tulisanmu kembali semua kenangan itu akan datang dan ketika kamu sudah selesai maka kenangan itu juga selesai karena tidak ada yang perlu disesali.


Yogyakarta, 02 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KISAH CINTA

BUKAN BELAHAN JIWA Aku mau bercerita tentang kekasihku yang tidak  romantis, yang tabu berpuitis tapi baiknya dia tidak dramatis ah a...