Chibi Captain America

Selasa, 25 April 2017

Carilah tempatmu dan berbahagialah

Bukan Tempatku

Syfa Nuraeni

Buku-Buku Melambai kepadaku
dari sela-sela rak yang tinggi
Mereka tersenyum
Mereka tertawa
Aku mendekat
Mereka menjauh 
Karena alas kakiku
yang cuma sandal jepit
kerena baju lusuhku
yang memiliki beberapa lubang
setiap sudut seolah mengawasiku
beberapa pria berseragam mengikutiku
Aku mencoba tenang
Kukejar mereka yang pergi
kuraih mereka
Ah pantas mereka lari
Mereka sangat mahal
Uang 5.000 di kantong 
tidak mampu membawa mereka pulang
tapi masih cukup untuk membeli makan malam
maka pulanglah 


yogyakarta, 26 April 2017

SELAMAT HARI BUMI




Bersabarlah Bumi

Syifa Nuraeni


Dapat kulihat jejak kaki kecil itu
Jelas nampak wajahku di genangan keruh
Angin berhembus hilang wajahku
Ah rupanya langit tak tahan menahan haru
Resah takut berbalut rindu
Matahari enggan memelukku
Pantaskah kakiku ini tetap disini
Lihatlah jiwa-jiwa angkuh kokoh berdiri
Sedangkan disana
Tanah enggan menopang rumah
Memberi tempat untuk jiwa-jiwa yang sakit
Beberapa disana merangkak mencari nasi
Beberapa disana terpaku meratapi nasib
Oh Bukit yang menjulang tinggi itu
Kini hanyalah tanah ya hanya tanah
Lembut Kicau burung ketika pagi menjelang
Semilir angin membawa harum kopi
Suara kerikil oleh cakaran ayam di halaman
Tenang damai
Sebagian memori asrinya bumiku kala itu
Semoga lahir kembali bumi baru
Sebagai jawaban jiwa-jiwa yang merindu
Langit gelap mencari kawan
Namun Bulan lebih sering bersembunyi
Bintang berkelip walau sedetik
maaf
Bersabarlah bumiku


Yogyakarta, 28 Maret 2017










             

Syifa Nuraeni, Syifa sapaan akrabnya, lahir di Ciamis Jawa Barat pada 29 januari 1997 adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Merupakan alumni MAN 2 Ciamis. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswi semester 4 di fakultas ilmu kesehatan jurusan Ilmu Gizi di salah satu perguruan tinggi swasta di yogyakarta yaitu Universitas Respati Yogyakrta.
            Ketika masih duduk di Sekolah Dasar, ia sering mengikuti lomba menulis puisi antar sekolah se-wilayah Ciamis, dan puisinya yang berjudul “Guruku” menjadi juara ke3 dalam perlombaan tersebut. Tentu saja ini membuat hatinya senang dan semakin bersemangat dalam menulis. semasa SMP Ia juga aktif mengikuti lomba-lomba seperti lomba baris berbaris yang berhasil menjad juara 1, juga aktif dalam pramuka.
            Kini ia sibuk kuliah dan mengaji di pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta.


Nama lengkap : Syifa Nuraeni
Alamat Email   : nuraeni143@gmail.com
Kontak           : 082115697837

Senin, 17 April 2017

Pengampunan Tuhan

BAGAIMANA

Oleh: Syifa Nuraeni

Bagaimana mereka akan mendengar
Sedangkan tawa terdengar keluar
Bagaimana mereka akan mengerti
Sedangkan keseharian mencaci

Bagaimana mereka akan tahu
Sedangkan kebiasaan tidak mau tahu
Bagaimana mereka akan menghargai
Sedangkan pemberian tuhan diingkari

Bagaimana mereka hidup
Sedangkan Matahari enggan redup
Bagaimana mereka keluar
Sedangkan api sedang berkobar

Bagaimana mereka ditolong
Sedangkan mereka menjerit melolong
Bagaimana mereka ingat lari
Sedangkan mereka sibuk mencari

Bagaimana mereka nanti
Sedangkan sekarang meremehkan mati
Bagaimana mereka pergi
Sedangkan maut sedang berlari


Yogyakarta, 17 April 2017





Puisi ini saya tulis ketika saya mengingat diri saya sendiri dan ketika mengingat akhir perjalanan hidup saya di dunia ini sedangkan saya belum memiliki cukup bekal untuk bertemu dengan sang pencipta. Disamping itu juga puisi ini mewakili sebagian keresahan saya terhadap sebagian mereka yang saya kenal yang terlalu angkuh dan enggan menghargai bahkan mendengarkan orang lain, untuk mendengarkan saja mereka sepertinya tidak punya waktu, ketika orang lain sedang berbicara mereka tertawa bahkan berteriak mengolok-olok orang lain yang sedang berbicara. Ya begitulah sedikit keresahan yang hanya mampu di tuangkan dengan tulisan.


Sabtu, 08 April 2017

Rumahku Surgaku

Pagi Di Rumahku

Syifa Nuraeni

"Pakai Mukena nya Dan cepatlah"
Mataku terbuka sebagian
Tubuh Bergetar Masih lemas
Ah, ternyata sudah subuh
Bergegas ambil wudhu
Itu suara mamaku
Dia Yang Setia membangunkan Matahari
Dan menyapa fajar
Memang begitu pagi di rumahku
Sedikit berisik tapi syahdu
Radio tua bapak sudah bernyanyi
Lagu Lagu lawas kesukaan Bapak
Ini Bapakku
Ditemani secangkir kopi yang Masih berasap
Dan Beberapa gorengan kering Di piring
Duduk Di kursi tua depan halaman
Kulihat Bapak sangat menikmati paginya
Kucium wangi rempah yang khas
Kompor kecil menyala sedikit redup
Pisau tergeletak
Beberapa sayuran sudah Di potong
Tersenyum mama kepadaku
Bergegas Aku menuju belakang
Ayam berkokok pertanda lapar 8 ekor Kalau tidak salah
Beberapa Ikan Di Kolam milik bapakku
Memang Tidak banyak yang kami miliki
Terdengar Suara tertawa Dari ruang tengah
Oh Itu suara Adik perempuanku dengan kartun kesukaannya
Sedikit manja memang tapi ku maklum
Lalu Siapa yang berjalan Itu?
Oh Itu Aku

Yogyakarta, 03 April 2017

BUKAN KISAH CINTA

BUKAN BELAHAN JIWA Aku mau bercerita tentang kekasihku yang tidak  romantis, yang tabu berpuitis tapi baiknya dia tidak dramatis ah a...