BAGAIMANA
Oleh: Syifa Nuraeni
Oleh: Syifa Nuraeni
Bagaimana mereka akan mendengar
Sedangkan tawa terdengar keluar
Bagaimana mereka akan mengerti
Sedangkan keseharian mencaci
Bagaimana mereka akan tahu
Sedangkan kebiasaan tidak mau tahu
Bagaimana mereka akan menghargai
Sedangkan pemberian tuhan diingkari
Bagaimana mereka hidup
Sedangkan Matahari enggan redup
Bagaimana mereka keluar
Sedangkan api sedang berkobar
Bagaimana mereka ditolong
Sedangkan mereka menjerit melolong
Bagaimana mereka ingat lari
Sedangkan mereka sibuk mencari
Bagaimana mereka nanti
Sedangkan sekarang meremehkan mati
Bagaimana mereka pergi
Sedangkan maut sedang berlari
Yogyakarta, 17 April 2017
Puisi ini saya tulis ketika saya mengingat diri saya sendiri dan ketika mengingat akhir perjalanan hidup saya di dunia ini sedangkan saya belum memiliki cukup bekal untuk bertemu dengan sang pencipta. Disamping itu juga puisi ini mewakili sebagian keresahan saya terhadap sebagian mereka yang saya kenal yang terlalu angkuh dan enggan menghargai bahkan mendengarkan orang lain, untuk mendengarkan saja mereka sepertinya tidak punya waktu, ketika orang lain sedang berbicara mereka tertawa bahkan berteriak mengolok-olok orang lain yang sedang berbicara. Ya begitulah sedikit keresahan yang hanya mampu di tuangkan dengan tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar